Tanjungpinang,Jelajahkepri.com – Harga daging ayam ras pedaging diprediksikan akan stabil pada akhir Agustus. Beberapa komoditi seperti daging ayam dan kedelai mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi di bulan juli dibahas dalam rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang di Ruang Rapat Lantai 2 Kantor Walikota Tanjungpinang, Senin (13/8).
Sekretaris Daerah Kota, Drs. Riono, M.Si selaku pimpinan rapat menanggapi beberapa komoditas penyumbang inflasi tertinggi yang berpengaruh kepada daya beli masyarakat seperti ayam ras pedaging, telur dan kedelei. Selain itu juga dibahas beberapa komodoti yang mengalami deflasi di Kota Tanjungpinang. ” jika inflasi tinggi, beban masyarakat yang meningkat, namun jika terjadi deflasi turun juga akan berpengaruh kepada sistem produksi yang berkurang, pengusaha yang dirugikan, maka dari itu Inflasi harus stabil dan terkendali agar tidak ada yang dirugikan,”Ujar Sekda.
Riono menambahkan bahwa setiap pengusaha jika terjadi kendala dilapangan, dan tidak bisa diselesaikan, saya harap dapat saling koordinasi kepada pemerintah agar kita dapat membantu permasalahannya yang terjadi, agar yang berhubungan dengan kebutuhan orang banyak dapat segera diselesaikan dengan baik.
Rapat hari ini selain membahas mengenai komoditi yang penyumbang inflasi, juga difokuskan mengenai harga daging ayam ras yang cukup signifikan mengalami kenaikan harga dan harus kita kaji lebih dalam lagi untuk menekan Inflasi di Kota Tanjungpinang, tutup Sekda.
Kepala BPS Kota Tanjungpinang, memaparkan Inflasi dibulan Juli dan perkembangan harga bulan Agustus 2018. “Untuk Inflasi bulan juli 2018 Inflasi di Kota Tanjungpinang mengalami peningkatan menjadi 0,45% dibandingkan Inflasi bulan juni hanya 0,24% namun naik dan turun harga Komoditi masih dalam kondisi wajar. Dan andil Inflasi menurut kelompok pengeluaran tertinggi disumbang oleh bahan makanan dan pendidikan.” Ujar Kepala BPS.
Untuk penyumbang inflasi di bulan Juli diantaranya bayam, ikan tongkol dan daging ayam Ras. Namun untuk perkembangan harga komoditi yang mengalami kenaikan harga di bulan Agustus selain Ayam Ras juga terjadi pada Ikan kakap merah, kepiting, cumi-cumi dan sebagainya. Namun dari data yang sudah BPS dapatkan untuk perkembangan Inflasi tahun kalender diKota Tanjungpinang selama 7 bulan tarakhir di 2018 terus dibawah tingkat inflasi Nasional dan Batam. “Hal ini merupakan indikasi bahwa tingkat Inflasi di Kota Tanjungpinang relatif cukup terkendali meskipun inflasi di bulan Juli 2018, kita sedikit lebih tinggi dari Batam dan Nasional, namun masih tahap wajar dan terkendali.” Tutupnya.
Sedangkan dari ketersediaan bahan pokok dari Bulog, disampaikan oleh Sudirman mengatakan persediaan stok beras, gula, minyak dan tepung masih tergolong aman. “Untuk stok beras medium tersedia 1.900 ton, gula 72.000 kg, minyak 21.490 liter dan tepung 1.760 kg. Ini masih tergolong aman dan cukup untuk beberapa bulan kedepan.” Ungkap Sudirman.
Perwakilan Bank Indonesia, Gunawan mengatakan pada Juli 2018, Kepri pada umumnya mencatatkan inflasi sebesar 0,27% (MTM) sedangkan nasional mencatatkan inflasi sebesar 0,28% (MTM). “Ini menunjukkan tingkat inflasi Kepri periode Januari 2017-Januari 2018 sebesar 4,38% (yoy) berada diatasnya nasional yakni 3,18% (yoy). Namun untuk Tanjungpinang, inflasi masih terbilang aman, stabil dan terkendali.” Ungkap Gunawan.
Kelompok komoditas volatile food inflasi 2,46% (MTM) dengan andil terbesar inflasi pada komoditas bayam, kacang panjang dan daging ayam ras, Lanjut Gunawan.
Gunawan juga mengatakan, terdapat beberapa faktor pendorong inflasi pada bulan Agustus 2018 ini salah satunya faktor alam atau iklim yang berubah-ubah. “Curah hujan cukup tinggi yang akan menghambat produksi pertanian, potensi angin kencang dan gelombang tinggi yang dapat memicu inflasi komoditas ikan, persiapan menjelang tahun ajaran baru terutama untuk universitas akan mendatangkan inflasi inti, kenaikan harga minyak dunia yang berdampak pada kenaikan harga avtur dan berpotensi mendorong peningkatan tarif angkutan udara.” Papar Gunawan.
Asong, peternak ayam sekaligus pemasok pakan dan obat-obatan ternak ayam mengatakan harga ayam ras pedaging dari peternak masih kisaran Rp26.000 – Rp27.000, yang sebelum berada pada kisaran 23.000. Naiknya harga ayam ras pedaging tersebut disebabkan cuaca yang kurang baik, disamping bibit DOC kurang baik pula masuk ke Tanjungpinang sehingga ayam tersebut mengalami pertumbuhan yang lambat. Tingginya permintaan dengan stok terbatas juga berpengaruh terhadap kenaikan harga ayam potong di tingkat pedagang. Harga karkas ayam potong di tingkat pedagang mencapai Rp42.000 per kilogram. Selain ayam potong, ayam beku juga mengalami kenaikan karena tidak ada masuk ke Tanjungpinang dari daerah asal.
Asong menprediksikan akhir Agustus harga daging ayam ras pedaging akan kembali normal, karena saat ini bibit ayam yang ada sudah mulai besar dan sudah diberikan pakan yang baik. Cuaca juga cukup bersahabat sehingga proses pertumbuhan ayam tidak sama seperti sebelumnya.
Perwakilan dari distributor kedelai, Antoni mengatakan harga kedelai naik karena pengaruh dari daerah asal disamping cuaca yang kurang baik.
Di akhir rapat, Sekda mengatakan pengendalian inflasi Kota Tanjungpinang sudah cukup bagus, sejak tahun 2014 hingga 2018. Inflasi Kota Tanjungpinang semakin baik, dan berharap data inflasi dibulan Juli dan Agustus ini akan semakin baik, terutama dalam segi laporan dan kondisi dilapangan, serta dapat terus menekan harga dibulan Agustus lebih baik lagi, dan fokus untuk menghadapi Hari Raya Idul Adha agar tetap menjaga stok semua kebutuhan masyarakat demi menjaga Inflasi di Kota Tanjungpinang lebih baik. (Humas/Andi)