NATUNA, JELAJAHKEPRI.COM – Pernyataan sikap menolak adanya isu People Power mulai disuarakan banyak pihak, di sejumlah daerah.
Tidak ketinggalan, di Kabupaten Natuna, Salah Seorang tokoh masyarakat sekaligus Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (Stai Natuna). Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat agar tidak terpancing dengan isu tersebut.
“Dengan Ini menyatakan bahwa pelaksanaan Pemilu 2019 di Kabupaten Natuna telah selesai dan berjalan dengan Aman Jujur Adil, dan tidak terjadi kecurangan apapun, kami selaku para tokoh Pemuka di Kabupaten Natuna mengajak seluruh Masyrakat Kabupaten Natuna untuk tidak terpengaruh ajakan yang bertentangan dengan hukum dan menolak segala bentuk provokasi yang mengajak gerakan people power terkait penetapan hasil pemilu 2019 oleh KPU RI”. Rabu (16/05/2019) di ruang kerjanya.
Kepada Media ini Ia menilai, isu yang didengungkan tersebut bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945. Bahkan kata dia, dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa serta sangat merugikan masyarakat.
“Hal ini bertolak belakang dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang menyatakan berbeda-beda tetapi tetap satu juga,” tegasnya.
Untuk itu, ia mengajak seluruh warga agar jaga kondisi wilayah masing-masing agar tetap aman dan kondusif dalam keberagaman untuk saling menghormati dan mengharagai satu sama lainnya.
“Karena kita adalah Indonesia. Sesuai bhineka tunggal ika berbeda-beda tapi tetap satu,” tuntasnya.
Adapun para tokoh pemuka Kabupaten Natuna yang telah menyatakan statement yang sama diantaranya ialah Ketua NU Natuna H. Abdullah Zakaria, Ketua Muhammadiyah Natuna H. Khairullah, Ketua LAM Natuna H. Wan Zawawi, Ketua STAI Natuna, Kartubi SE, FKUB Natuna dari Agama Budha, Joni Puas alias Cucu, Imam besar Masjid An Nur Batu Hitam Natuna, H. Abdul Kadir, Toga dari Gereja GPPS Karamel Batu Hitam Natuna, Pendeta Petrus Martua Simanjuntak, Tokoh Pemuda Natuna, Firdaus, Lurah Sedanau, Mukhrizal Saban, dan Ketua Mesjid Besar An Nur Kecamatan Sedanau, H. Endang Firdaus, S.Pd. (Zal)