Pelalawan – Misteri lahan 50 Hektar (Ha) yang terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mulai terkuak setelah berbagai awak media berbagai stasiun Televisi (Tv) melakukan investigasi khusus kelapangan, tepatnya diantara Desa Pangkalan Terap dan Desa Kuala Panduk Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan-Riau.
Pasalnya, masyarakat petani yang turut secara sukarela membantu memadamkan Api Karhutla, itu banyak yang memastikan bahwa lahan tersebut merupakan akasia milik Hutan Tanaman Industri (HTI) perusahaan diantaranya PT Selaras Abadi Abadi (SAU) dan PT Riau Andalan pulp and Paper (RAPP) anak usaha APRIL Group.
Temuan mengejutkan juga terjadi ketika seluruh tim sampai dilapangan, tim menemukan berbagai sepanduk 1 Kilo Meter (Km) dari bibir sungai kampar yang menyatakan bahwa lahan di daerah tersebut merupakan lahan konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI), yang tak jauh dari spanduk tersebut terdapat lokasi Karhutla yang membentang luas, masih menyemburkan asap-asap tipis.
Ironisnya, setelah hampir 10an hari lebih sejak terjadi Karhutla, banyak perubahan bentuk tanah yang dilokasi kejadian, diduga kuat upaya menghilangkan alat bukti, namun barisan pohon akasia atau ecalyptus yang terbakar masih berdiri serta ranting dan dedaunan masih berserakan dilokasi Karhutla tersebut.
Mirisnya lagi, sampai saat ini, belum ada tanda-tanda dari pihak terkait maupun Deputi Gakkum KLHK memasang tanda bahwa lokasi tersebut memang terjadi Karhutla, padahal sebelumnya kegarangan dan ketegasan Gakkum KLHK dibawah komando Irjen rizal, itu diapresiasi oleh kalangan masyarakat Riau umumnya dalam penindakan kesengajaan kelalaian dari pemilik Konsesi HTI maupun HGU di Riau.
“Dari titik api yang disebutkan petugas pemadam api kemarin, kami pastikan lahan terbakar ini milik PT SAU dan PT RAPP anak Perusahaan APRIL,” tegas Tengku Safarudin, didampingi puluhan Warga, yang ikut membantu sukarela memadamkan api.
Alih-alih Karhutla Konsesi HTI, itu dilakukan penindakan, masyarakat Desa Kuala Panduk, merasakan keserakahan luar biasa, bahkan melakukan aksi spontan di kantor desa karena ada pemanggilan soal pembukaan lahan puluhan tahun lalu, sebelum kejadian Karhutla, namun masyarakat mengatakan tidak ada satupun surat panggilan olah pihak yang bekum diketahui sampai saat ini.
“Kami menegaskan jangan sampai masyarakat yang tungkus lumus siang malam, membantu memadamkan Api di jalan Konsesi Perusahaan yang terbakar, masyarakat yang didzolimi. Kalau kelalaian lahan terbakar terjadi di Perusahaan, akui saja dan harus di periksa perusahaannya, bukan masyarakat,” tegas tokoh masyarakat yang juga aktif di LSM lingkungan hidup tersebut.
Kendati demikian, upaya konfirmasi kembali terus dilakukan kepada pihak terkait lainnya hingga saat ini, khususnya berbagai Humas Perusahaan yang telah membantah sebelumnya, namun Head Corporatere Communication (Corcom) PT. RAPP atau APRIL Group, Aji Wihardandi, memilih bungkam saat diwawancara meskipun jejaring sosial Whatt App nya centang dua dan panggilan berdering, sampai keberbagai anggota Corcom Perusahaan terbesar se Asia Tenggara, itu kompak memilih bungkam saat dikonfirmasi.***(MP)