Pelalawan Riau, JelajahKepri.com – PT. ADEI Plantation & Industry , Tan Sri Dato Lee Oi Hian adalah pemilik perkebunan di bidang perkebunan kelapa sawit terbesar dari Malaysia, namun demikian perusahaan tersebut belum maksimalkan kesejahteraan karyawan berdasarkan sesuai UU Perburuhaan salah satu diantaranya karyawan perusahaan mengatakan Jatah Beras yang sebelumnya telah tertuang dalam Surat Perjanjian Kerja antara Karyawan/Buruh tetap PT.ADEI & PLANTATION kabupaten Pelalawan Riau kini mulai menjadi perbincangan dikalangan para pekerja perkebunan kelapa diseluruh Riau, .mengatakan pada Team media sabtu, 2 Juli 2022 dipangkalan kerinci,
Sesuai UU perburuhan seharusnya Jatah pekerja beras 15 kg perbulan dan istri 9,5 kg dan untuk anak 3 orang, 4,5kg x 3= 12,5kg, ini hanya beras pekerja 15 kg yang diberikan itupun di potong dari gaji perbulan 145 ribu rupiah.”ungkapnya.
Akui (M) Sepengetahuan saya PKB yang ditandatagan organisasi tidak semua karyawan setuju karena masih banyak yang tidak masuk organisasi perburuhan, sebab itu Perusahaan harus memverifikasi kembali dan karyawan minta sesuaikan UU perburuhan harus layak diperlakukan degan baik, “katanya.
Sementara Budi sebagai Humas menghubungi pihak PT Ade yaitu Budi.mengatakan, dan dia menolak apa yang dikatakan karyawan tersebut bahwa perjanjian telah disepakati dan bisa bapak pelajari sesuai Pasal 96 dalam hal komponen upah terdiri upah pokok dan tunjangan tetap maka bersamanya upah pokok sedikit-sedikitnya 75% (tuju puluh lima persen) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap. Dan Sudah sertifikasi RSPO dan ISPO kita pak.
Tak mungkinlah kita main-main untuk hal ini,”kata Budi.
Team media ini menghubungi Disnaker namun belum bisa dihubungi, apakah sudah maksimal peraturan perburuhan di perusahaan PT. ADEI Plantation & Industry.
M.Panjaitan /tim)
