Medan,Jelajahkepri.com – Sebagai upaya mengatasi genangan air maupun banjir di sejumlah kecamatan di Kota Medan, Pemko Medan menggelar Rapat Koordinasi Pembahasan Konektivitas Drainase Yang Berhubungan Dengan Jalan & Lintasan Rel Kereta Api (KA) di Balai Kota Medan, Kamis (17/10). Pasalnya, sejumlah drainase yang terkoneksi langsung dengan jalan maupun lintasan kereta api ditengarai sebagai pemicu terjadinya genangan air maupun banjir.
Rapat ini dipimpin langsung Wakil Wali Kota Ir H Akhyar Nasution MSi didampingi Kepala Bappeda Kota Medan Irwan Ritonga serta dihadiri perwakilan dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II, PT Hutama Karya Jalan Tol, PT Kereta Api Indonesia (Persero), Camat Medan Tembung A Barli Nasution, Camat Medan Helvetia Andi Mari Siregar, Camat Medan Denai Ali Sipahutar, Camat Medan Deli Fery Suheri, Camat Medan Barat Rudi Faisal serta Sekcam Medan Labuhan.
Ketika membuka rapat, Wakil Wali Kota mengungkapkan ada 6 kecamatan di Kota Medan yang menajdi langganan banjir akibat drainase yang terkoneksi langsung dengan jalan negara, jalan tol serta perlintasan kereta. Pasalnya, diameter gorong-gorong atau box culvert yang berada di bawah jalan maupun lintasan kereta api sangat kecil sehingga tidak mampu menampung debit air saat hujan deras turun.
“Akibatnya terjadi back water sehingga air menggenangi wilayah sekitarnya. Untuk mengatasinya, gorong-gorong ataupun box culvert yang ada di bawah jalan maupun lintasan kereta api harus dibesarkan lagi. Selain melancarkan jalannya air, tentunya juga untuk mempermudah dilakukannya pembersihan,” kata Wakil Wali Kota.
Menurut Wakil Wali Kota, semua stakeholder yang ada harus ikut mendukung permasalahan yang ada di Kota Medan, salah satunya masalah infrastruktur yakni drainase yang memicu terjadinya genangan air maupun banjir. Apalagi drainase itu ada kaitannya dengan stakeholder yang bersangkutan. “Oleh karenanya melalui rapat ini, kami berharap ada solusi untuk mengatasinya sehingga persoalan genangan air maupun banjir yang sangat dikeluhkan warga dapat diatasi.
Diungkapkan Wakil Wali Kota, saat ini ada 6 kecamatan di Kota Medan yang sering menjadi langganan banjir akibat konektivitas drainase dengan jalan serta lintasan kereta api, yakni Kecamatan Medan Deli, Medan Tembung, Medan Helvetia, Medan Labuhan, Medan Barat serta Medan Denai. Guna memperjelas kondisi yang terjadi di lapangan, Wakil Wali Kota pun minta kepada masing-masing camat untuk memaparkannya.
Usai pemaparan yang dilakukan keenam camat, Wakil Wali Kota pun berharap agar apa yang menjadi akar pemicu terjadinya genangan air maupun banjir bisa diatasi. Permintaan Wakil Wali Kota pun langsung ditanggapi positif, artinya masing-masing perwakilan stakeholder menyatakan sangat mendukung upaya untuk mengatasi genangan air dan banjir tersebut.
Asisten Manager Penjaga Aset PT KAI (Persero) A Aman Yoga, salah satunya, sangat mendukung upaya mengatasi genangan air maupun banjir karena air merupakan musuhnya PT KAI. Diterangkannya, gorong-gorong maupun box culvert yang ada saat ini dibangun berdasarkan kajian dan mengadopsi dengan kondisi lingkungan ketika itu.
“Jika saat ini keberadaan gorong-gorong ataupun box culvert yang tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini sehingga perlu dilakukan pelebaran, PT KAI siap mendukungnya. Kami akan kerjasama dengan Balai Teknik. Pasalnya, tidak semua gorong-gorong bisa dilebarkan ada titik-titik yang tidak bisa dilintasi air yang akan berdampak dengan lintasan kereta api nantinya,” ungkap Yoga.
Ungkapan senada disampaikan M Siregar yang juga perwakilan PT KAI. Dikatakannya, pembangunan sarana dan prasarana, termasuk gorong-gorong atau pun box culvert bukan wewenang PT KAI tapi pihak kementrian. Meski demikian PT KAI siap membantu untuk menyampaikan permintaan pelebaran gorong-gorong guna mengatasi genangan air maupun banjir tersebut.
“Kita siap membantu sehingga dapat duduk bersama dengan pihakl kementrian dan Balai Teknik untuk melakukan pelebaran gorong-gorong atau pun box culvert yang berada di bawah lintasan kereta api, guna mengatasi genangan air maupun banjir yang terjadi,” tegas Siregar.
Setelah itu masing-masing perwakilan stakeholder yang hadir menyatakan siap mendukung upaya Pemko Medan. Apa yang menjadi masalah dan solusi mengatasinya segera disampaikan kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti. Rapat ditutup dengan disepakati akan melakukan pengecekan langsung ke lapangan guna mengambil langkah-langkah selanjutnya. (rel)