BINTAN – Seorang anak usia 12 tahun diduga diseret seekor buaya saat mencari kerang di Jembatan I, Jalan Lintas Barat, Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan, Senin (25/4/2022) siang, sekitar pukul 13.00 WIB.

Dari informasi yang dihimpun, siang itu ada tiga orang turun mencari kerang atau lokan di pinggir hutan bakau Jembatan I saat air pasang mulai surut.

Tiga orang itu, seorang anak perempuan bernama Rina, kakeknya bernama Zainal beserta saudaranya bernama Ny Aisyah.

Saat asik mencari kerang, sang anak tiba-tiba tenggelam dan diduga diterkam dan dibawa buaya. Zainal langsung minta tolong kepada warga sekitar.

“Tadi kejadiannya kalau tidak salah jam 13.00 WIB. Saat mencari kerang, anak itu diduga diterkam dan dibawa buaya ke dasar muara,” ujar Roy, warga sekitar di lokasi.

Hal senada juga diutarakan seorang warga lainnya bernama Rizal. Dia sempat melihat korban diterkam buaya. Bahkan buaya itu beberapa kali naik ke permukaan.

“Tadi badannya kami lihat di mulut buaya. Sempat muncul dipermukaan, ada 4 kali, kemudian masuk lagi. Korban menggunakan baju warna merah,” sebutnya.

Jajaran kepolisian juga langsung turun ke lokasi bersama tim search and rescue (SAR) gabungan untuk mencari keberadaan sang anak.

Hingga tadi malam, pencarian masih dilakukan di sekitar kawasan bakau tersebut. Sampai berita ini diturunkan, Senin malam, pukul 23.00 WIB, pencarian belum membuahkan hasil.

Kakek korban, Arisi, yang tiba di lokasi, Senin sore tampak syok berat dan cemas. Arisi mengaku, tidak tahu kejadiannya karena cucunya dibawa adiknya Zainal Arifin. Ia sendiri siang itu sedang tidur di rumah.

“Saya tidak tahu cucu saya dibawa ke sini, saya tadi tidur. Kemarin mereka pergi ke sini juga, padahal sudah saya larang membawa cucu saya, masih dibawa juga,” katanya sedih.

Arisi sudah mengingatkan Zainal tidak membawa cucunya karena banyak buaya di sekitar lokasi hilangnya korban.

“Saya sudah mengingatkan berulang kali, tapi tidak didengar juga, beginilah akhirnya. Aduh, cucu saya…,” ucap Arisi sambil menangis.

Arisi berusaha turun ke bawah jembatan untuk mencari cucunya, namun dilarang oleh polisi.

“Sabar pak, kita juga lagi mencari. Bapak sabar, ya, duduk saja di sini,” ucap seorang polisi membujuknya.

Arisi menyampaikan bahwa, korban tinggal bersamanya. Korban merupakan anak kembar dan saudara kembarnya bernama Rini, yang tinggal di Batam bersama ayah dan ibunya.

Tim SAR gabungan Tanjungpinang beserta polisi, TNI bersama masyarakat sekitar menyisir hutan bakau di sepanjang sungai muara tersebut menggunakan perahu karet.

Sementara, puluhan warga menyaksikan dari atas jembatan. Termasuk Arisi, terlihat cemas menunggu bersama warga di atas jembatan.

Akibatnya, jembatan terlihat macet sehingga polisi berusaha mengurai arus lalulintas.

Artikulli paraprakWako Batam Serahkan 653 SK Pegawai Pemerintah
Artikulli tjetërMenko Perekonomian Lawatan ke Batam, Saksikan Kemajuan Batam yang Progresif

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.