Batam,Jelajahkepri.com – BP Batam menggelar pertemuan dengan SCA Suez Canal Authority tepat pukul 10 pagi waktu setempat di Kantor SCA Suez Canal, Mesir pada Senin (1/10).
Pertemuan di pimpin langsung oleh Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo yang didampingi oleh Direktur PTSP, Ady Soegiharto, Kasubdit Humas, M. Taofan, Kasi Media Promosi, Ariastuty Sirait serta beberapa pengusaha Batam yaitu Hendra Asman, Cheng Liang dan juga Mulyadi dan Kabid Ekonomi KBRI di Cairo, Yubil Septian.
SCA Suez Canal Authority atau Otoritas Terusan Suez yang didirikan pada 26 Juli 1956, adalah publik dan otoritas independen yang berada langsung dibawah Perdana Menteri, bertugas mengelola, mengoperasikan, menggunakan, memelihara dan meningkatkan Terusan Suez. Terusan Suez sendiri merupakan salah satu saluran air terpenting di dunia.
Terusan Suez merupakan jalur air laut buatan yang menjorok ke utara ke selatan melintasi Tanah Genting Suez di Mesir untuk menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah. Kanal memisahkan benua Afrika dari Asia, dan menyediakan rute maritim terpendek antara Eropa dan daratan yang terletak di sekitar samudra Pasifik India dan barat sehingga Terusan Suez menjadi jalur pelayaran yang paling banyak digunakan di dunia sehingga potensi ekonomi amat sangat besar berada di terusan ini.
Kanal ini banyak digunakan oleh kapal-kapal modern, karena merupakan penyeberangan tercepat dari Samudera Atlantik ke Samudra Hindia. Tol dibayar oleh kapal merupakan sumber pendapatan penting bagi pemerintah Mesir. Peran SCA Mesir dalam pengelolaannya menjadi dasar bagi BP Batam untuk berkunjung dan menciptakan peluang kerja sama.
Kawasan Suez Canal Special Economic Zone yang luasnya 460.6 km2 terdiri dari 6 pelabuhan dan 4 kawasan industri. Saat ini telah terdapat 68 perusahan nasional dan multinasional yang beroperasi didaerah tersebut.
Pada kesempatan ini, BP Batam melihat langsung juga Terusan Suez ke 2 yang selesai dibangun pada tahun 2016 setelah pembangunannya dimulai tahun 2015 atas swadaya masyarakat Mesir itu sendiri untuk menggenjot perekonomian mereka dengan membeli saham publik.
Pertemuan BP Batam ini diterima oleh Jenderal Angkatan Laut Ahmed Aribi; General Manager Pajak dan Cukai, Ahmed Mahmaout dan Kepala Hubungan Luar Negeri, Khalid Tuha. Jenderal Angkatan Laut Ahmed Aribi menjelaskan bahwa dalam waktu 1 tahun terusan Suez kedua yang panjangnya 72 km paralel dengan Terusan Suez pertama – menghubungkan Asia dan Afrika ini sudah menjadi permata baru di timur tengah.
Kanal Baru ini akan memfasilitasi lalu lintas di dua arah dan meminimalkan waktu tunggu untuk transit kapal yang tentu akan mengurangi waktu yang diperlukan untuk perjalanan dari satu ujung Kanal ke ujung lainnya, dan diprediksi terusan ini dapat menjadi rute alternative untuk mengantisipasi lonjakan pertumbuhan perdagangan dunia. Terobosan ini menjadi momentum baik bagi BP Batam untuk membuka peluang kerja sama di bidang kepelabuhanan dan sektor yang lain yang mungkin dikalaborasikan oleh kedua otoritas wilayah .
Menanggapi hal tersebut, Lukita mengatakan bahwa pembangunan terusan baru ini menjadi inspirasi pembangunan Pelabuhan di Batam. Lukita optimis dengan semangat kerjasama dan cita cita yang luhur untuk mengembangkan Batam semua mimpi bisa menjadi kenyataan.
Selain itu, delegasi juga mengunjungi wilayah perikanan yang luasnya 7500 hektar yang telah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Mesir yang berjumlah 100 juta penduduk.
Hendra sebagai perwakilan dari pengusaha Batam salah point penting yang harus segera tangkap dari hasil pertemuan adalah terbukanya peluang kerjasama, ekspor import, dan di bidang perikanan.
Pertemuan tersebut diakhiri dengan mengundang Suez Canal Authority untuk berkunjung ke Batam serta menjalin kerjasama untuk pembangunan dikedua daerah tersebut.
(Rd/Hms)