Medan, Jelajahkepri.com – Film Sang Prawira mendapat respon positif dari khalayak orang banyak, karna dianggap inspiratif dan mengedukatif sehingga sangat perlu untuk disebarluaskan, untuk ditonton seluruh masyarakat Indonesia khususnya Sumut dan Kota Medan.
Ketua Umum (Ketum) Batak Bersatu Paulus R Sinambela, SH mengatakan hal itu, menjawab pertanyaan wartawan seusai nonton bareng Film Sang Prawira bersama Batak Bersatu dan Insan Pers Kota Medan di bioskop Harmes Jalan Mongonsidi Medan, Kamis (5/12/2019).
Dijelaskannya, film itu berkisah bagaimana darma bakti seorang ibu yang luar biasa ditengah keterbatasannya berjuang untuk anaknya dan perlakuan yang terbaik bagi dirinya. “Hal itu sangat berkesan bagi diri saya pribadi serta sangat mengapresiasi,” imbuh Ketum Batak Bersatu itu dengan mimik wajah serius dan haru.
Dia juga sangat mengapresiasi, bangga dan merasa bersyukur sekali ditengah kesibukan Mabes Polri khususnya Polda Sumut dibawah kepemimpinan Irjen Agus beserta jajarannya masih menyempatkan diri untuk mengambil peranan spesifik khususnya bagi masyarakat Sumut.
Dengan inspiratifnya film ini, kita selain melakukan nonton bareng dengan para jurnalis di Kota Medan ini, juga pada seison berikutnya akan mengundang khususnya anak-anak keluarga besar batak bersatu agar tersampaikan bahwa ada film yang sangat layak dan wajib ditonton karena sangat inspiratif.
Menjawab pertanyaan inspirasi dan latar belakang film, Paulus menyebutkan, yang mengetahui sebenarnya adalah para makernya. Tapi yang jelas film ini sangat luar biasa dan perlu disebarkan luaskan. Putra saya juga menyukainya dan menilai sangat bagus setelah menonton film ini.
Ketum Batak Pos itu juga mengakui, film lokal kita masih kurang karena belum menginsiprasi khususnya bagi generasi mudanya. Oleh sebab itu, film lokal harus bernilai agar dapat dikenang setelah kita menontonnya.
Untuk pembuatan suatu film yang baik dan menginspirasi perlu adanya campur tangan pemerintah seperti di luar negeri. Peran pemerintah itu, sangat pro aktif dan memiliki peran penting . Misalkan, produksi di luar negeri seperti bollywood dan hollywood dari 10 produksi/tahun 30% atau 40% pasti ada yang bernilai sejarah, katanya.
Sedangkan penasehat Batak Bersatu Ustad Martono pada kesempatan itu menyebutkan, film sang prawira sangat memberikan unsur pendidikan bagi bagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Sumatera Utara serta sangat baik dan memberikan semangat kepada generasi muda.
Demikian juga di film itu, jelas Ustad Martono lagi, saat masyarakat mengikuti Akademi Polisi (Akpol) masyarakat diperlihatkan tidak ada unsur KKN, melainkan diperlihatkan kerja keras, kesungguhan dan kemauan yang tinggi sehingga berhasil meraih cita-cita dan impiannya.
Demikian juga diperlihatkan juga, rasa kesetiakawanan seorang polisi terhadap kawannya yang terpaksa bertindak dan tidak akan lepas dari jeratan hukum akibat perbuatan yang telah dilakukannya.(IS)