JAKARTA – Hadirnya Perbumma (Perkumpulan Badan Usaha Milik Masyarakat) Adat Nusantara menjadi jawaban terhadap upaya menggali potensi usaha, budaya dan adat di nusantara. Ini menjadi kebutuhan masyarakat saat ini, karena basiknya masyarakat Indonesia, adalah masyarakat adat. Lahirnya Perbumma ini membangkitkan kembali kisah masa lalu, bagaimana peran masyarakat adat didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setu Albertus Emanuel selaku Wakil Ketua Umum DPP Perbumma Adat Nusantara saat ditemui tim media pada Senin (05-10-2020) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat mengungkapkan

“Masyarakat adat mempunyai peran penting dalam melahirkan NKRI, Kehadiran Perbumma Adat Nusantara ini sangat penting. Salah satu kegiatannya adalah dibidang ekonomi yakninya Pemberdayaan Masyarakat. Kondisi Pandemi Covid-19 saat ini memberikan gambaran yang sangat jelas, Ekonomi masyarakat di desa sangat penting. Semua sektor-sektor usaha yang berbasis industri mayoritas rontok, sektor yang berbasis ekonomi kerakyatan didesa justru tumbuh, karena tahan dari berbagai macam kondisi akibat wabah covid-19”, ungkap Setu yang sudah 25 tahun bergelut didunia Kontruksi ini

Setu menjelaskan ada Tiga sektor basis utama masyarakat yaitunya Pertanian, Peternakan, dan Perikanan. Itulah sektor utama yang tumbuh di daerah pedesaan.

“Wilayah NTT (Nusa Tenggara Timur) menjadi prioritas pengembangan 3 sektor utama basis masyarakat, dengan 3 sektor tersebut bagaimana masyarakat adat bisa diberdayakan ekonominya, demi mewujudkan kesejahteraan. Dengan begitu kemiskinan dan keterbelakangan yang menjadi ciri khas masyarakat NTT akan bisa kita minimalisir. Pada dasarnya masyarakat NTT itu pekerja, karena selama ini tidak pernah diperankan, melalui Perbumma Adat Nusantara ini mereka kita perankan, melalui sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan itu”, jelas Setu yang pernah menjadi Sekjen DPP Gema Kosgoro

Terkait masalah program di wilayah NTT, Setu menuturkan ada beberapa kegiatan yang kita prioritaskan dalam menggali Potensi diwilayah tersebut

“Kita sedang menggarap pengembangan Serai wangi. Serai wangi ini sudah kita jajaki, dan sudah kita jalani berbagai survei, ternyata lahannya cocok untuk pengembangan komunitas serai wangi, karena wilayah ini iklimnya pas, dan memiliki kultur tanah yang sesuai di NTT. Tahun ini kita sudah mulai memasarkan pengembangan serai wangi didaerah NTT.”

“Selain itu, kami juga melakukan pengembangan kunyit, jahe, pisang, kelapa, dan lain-lain, guna menghidupkan kembali tradisi sektor pertanian yang sudah lama hilang, ini yang perlu kita kembangkan kembali”, tutup Setu yang pernah aktif di KNPI dan AMPI. (Megy Aidillova)

Artikulli paraprakDPRD Batam Kirim Surat Ke Gubernur Terkait Persamaan Hukum Hak Milik Lahan
Artikulli tjetërKomisi I Gelar RDPU Soal Tower 32 Meter Milik Telkomsel Batam Yang Miring

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.